samurai

Selasa, 25 Oktober 2011

KONTRASEPSI

Kontrasepsi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu kontrasepsi hormonal dan non-hormonal. Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil, suntik atau susuk/implan, semuanya mengandung hormon di dalamnya. Sediaanpilpil tipe kombinasi (terdiri atas campuran derivat estrogen dan progestin), pil tipe sekuensial (terdiri atas 15 – 16 pil berisi derivat estrogen saja dan 6 – 5 pil berisi derivat estrogen dan progestin) dan pil yang hanya berisi derivat progestin saja. Yang paling banyak dipakai saat ini adalah tipe kombinasi karena tipe ini dianggap paling aman. Tipe sekuensial sering menimbulkan kegagalan karena kadang-kadang pada pertengahan siklus justru terjadi perangsangan LH (Luteinizing Hormone) hingga terjadi ovulasi. Tipe ketiga juga sering menimbulkan kegagalan, karena ovulasi masih dapat terjadi dan lebih sering menimbulkan menstruasi yang tidak teratur. Tetapi, tipe kombinasi juga bukannya tanpa efek samping. Efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan pil ini sangat bervariasi, dari yang ringan sampai yang berat. Gangguan yang paling sering muncul antara lain keluhan enek, muntah, vertigo, sakit kepala, sakit pada bagian perut dan bertambahnya berat badan. Pil juga sering dikaitkan dengan menurunnya libido wanita yang menggunakannya. dapat dibagi lagi menjadi 3, yaitu
Suntik sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila disuntik setiap 1 bulan atau 3 bulan (sesuai dengan jenis suntiknya). Suntik KB dapat digunakan pada wanita berbagai golongan umur, baik yang sudah maupun yang belum mempunyai anak. Selain aman digunakan pada masa menyusui, juga membantu mecegah kanker rahim dan kehamilan di luar rahim. Gangguan perdarahan, seperti flek-flek dan perdarahan ringan diantara 2 masa haid, biasa terjadi. Tersedia 3 macam susuk/implan, yang terdiri dari 1 batang, 2 batang dan 6 batang, yang dimasukkan di bawah kulit pada lengan bagian atas. Sangat efektif untuk masa 3 atau 5 tahun dan bila diinginkan susuk dapat diangkat kapan saja serta perubahan pola haid masih dalam batas normal. Tapi ada kemungkinan pemakainya merasakan rasa tidak nyaman pada tempat penanaman implan.
Kontrasepsi nonhormonal terbagi menjadi 3, Yang pertama adalah kontrasepsi teknik, contohnya adalah sistem kalender, metode pemberian ASI (metode LAM – Lactational Amenorrhoe Methode) dan sanggama terputus. Untuk sistem kalender, wanita harus mengetahui dengan pasti masa suburnya dalam siklus haidnya, sehingga pada masa ini pasangan tidak berhubungan seks. Pasangannya yang menggunakan metode ini perlu kerjasama yang baik, karena sulit untuk menghindari hubungan seksual dalam waktu yang lama. Cara ini dapat efektif bila dilakukan dengan benar, namun pada kenyataannya metode ini sering kurang efektif. Kelebihan dari metode ini adalah tidak adanya efek samping fisik. Cara ini dianjurkan pada wanita setelah melahirkan dan pada waktu menyusui atau apabila metode kontrasepsi lain sulit dipergunakan. Metode LAM adalah cara kontrasepsi melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi dari 0 s/d 4 bulan tanpa makanan tambahan). Menyusui 24 jam (full breast-feeding) selama 6 bulan pertama usia bayi akan berpengaruh pada pencegahan ovulasi. Metode LAM akan efektif apabila wanita menyusui belum mendapat haid.
Yang kedua adalah kontrasepsi mekanik, contohnya adalah penggunaan kondom, spiral (IUD – Intra Uterine Device / AKDR – Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), metode vaginal. Selain mencegah kehamilan, kondom juga dapat melindungi dari infeksi penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS. Walaupun kondom termasuk alat kotrasepsi yang efektif (jika digunakan dengan benar), banyak pasangan merasa bahwa kondom mengganggu hubungan seks dan mengurangi kenikmatan. IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Pemakaian IUD sering dikeluhkan menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit di sekitar bagian perut. IUD tidak disarankan pada wanita yang mengidap PMS karena kemungkinan terjadi infeksi panggul cenderung lebih besar dibanding wanita yang tidak mengidap. Metode vaginal adalah dengan menggunakan spermisid vaginal/tissue KB, diafragma dan kap. Alat ini harus dimasukkan ke dalam vagina setiap kali sebelum berhubungan. Tetapi pengguna alat ini cenderung untuk terkena infeksi saluran kencing.
Yang ketiga adalah metode sterilisasi, yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Pasangan yang memilih kontrasepsi jenis ini haruslah mantap dalam keputusannya, karena ini adalah kontrasepsi permanen. Hasilnya sangat efektif, komplikasi serius karena operasi jarang terjadi, tidak ada efek samping jangka panjang dan cara ini tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun kepuasan seksual.
Dalam memilih jenis kontrasepsi yang tepat, pasangan harus mendapatkan dari informasi yang akurat, lengkap dan benar, sehingga pilihan yang diambil adalah pilihan yang rasional, serta mempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya. Penggunaan kontrasepsi harus dilandasi keinginan yang jelas, apakah untuk menunda kelahiran anak pertama (postponing), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan. Misalnya saja jika ditujukan untuk menjarangkan kelahiran anak dalam beberapa bulan saja, maka bukan metode susuk atau IUD, tetapi pil yang dianggap rasional, karena metode susuk dan IUD bersifat jangka panjang, dan pada metode susuk kembalinya kesuburan relatif lebih lama dibandingkan pil. Penggunaan kontrasepsi juga harus mempertimbangkan kriteria penerimaan dari aspek medis. Sebagai contoh, wanita usia 35 tahun keatas (apalagi perokok), menderita penyakit tekanan darah tinggi > dari 180/110 mmHg  hendaknya tidak menggunakan pil kombinasi estrogen dan progesteron karena meningkatkan resiko menderita penyakit pembuluh darah. Selain rasional, pemilihan kontrasepsi juga harus efektif. Efektifitas ini dilihat dari angka kegagalan masing-masing jenis kontrasepsi. Pilihan yang didasarkan dari informasi yang lengkap tersebut pada akhirnya akan menghasilkan pilihan metode kontrasepsi yang bersifat rasional, efektif dan efisien. -titiez-







PIL KONTRASEPSI ORAL YANG BIASA DIGUNAKAN
Umumnya pil kontrasepsi oral di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi plasebo (zat netral). Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil kontrasepsi oral. Pil kontrasepsi oral selain untuk mencegah kehamilan juga untuk mengatur haid agar teratur. Tetapi ada juga pil kontrasepsi oral yang menggunakan bahan yang tidak menimbulkan efek samping berat badan naik dan menyebabkan tulang keropos. Produk tertentu pil kontrasepsi oral juga ada yang menjanjikan kehalusan kulit pada pemakainya.




Ada 4 pil kontrasepsi oral:
1. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil 1 hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.
Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
2. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
4. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pill)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
Pil Kontrasepsi Oral di Pasaran
Umumnya pil kontrasepsi oral di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi plasebo (zat netral). Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil kontrasepsi oral.
Pil kontrasepsi oral selain untuk mencegah kehamilan juga untuk mengatur haid agar teratur.
Ada juga pil kontrasepsi oral yang menggunakan bahan yang tidak menimbulkan efek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar